Dalam sebuah komputer dual-boot (juga multiple-boot), pengguna dimungkinkan untuk berpindah dari satu sistem operasi ke sistem operasi lainnya yang saling independen satu sama lain. Skema paling umum untuk penerapan dual-boot adalah dengan menginstal dua satu sistem operasi pada satu disk yang sama. Kendati begitu, ada skema dual-boot lain yang dapat diterapkan yakni penginstalan dua sistem operasi di lebih dari satu disk.
Artikel ini berisi langkah praktis mengatur Unified Extensible Firmware Interface (UEFI) agar memungkinkan dual-boot skema disk terpisah.
Daftar Isi:
UEFI adalah firmware yang tertanam dalam suatu motherboard komputer yang berguna untuk mengisialisasi perangkat keras dan memuat sistem operasi saat proses startup kamputer. Secara historis, UEFI hadir dengan teknologi yang lebih mutakhir untuk mengatasi keterbasan yang di miliki Basic Input/Output System (BIOS).
Hampir semua produksi motherboard komputer modern telah menggunakan UEFI. Meskipun begitu, tidak sedikit vendor komputer saat ini yang masih menyediakan BIOS sebagai firmware alternatifnya, biasanya pada komputer dengan disk berkapasitas tidak lebih dari dua terabytes.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu disesuaikan pada UEFI untuk melakukan dual-boot:
1. Mode Boot dan Prioritas Mode Boot
Hal yang penting agar dapat menjalankan dual-boot adalah memastikan pengaturan UEFI dalam komputer memungkinkan proses boot ditangani BIOS, yaitu dengan mengatur "Legacy Support" pada Boot Mode. Legacy support mengacu pada proses insialisasi perangkat keras dan pemutana sistem operasi yang dilakukan oleh firmware BIOS.
Apabila kamputer telah mendukung mode boot secara legacy, maka hal selanjutnya yang diperlukan untuk dual-boot yaitu menjadikan mode boot tersebut sebagai prioritas utama. Hal ini untuk mencegah boot secara UEFI digunakan pertama kali yang sehingga berpotensi mengagalkan dual-boot.
2. Ubuntu menjadi Prioritas Boot di Urutan Pertama
Boot Priority Order menentukan langkah booting. Bila serangkain tugas yang dilakukan firmware ke opsi pada uruta pertama gagal, maka dialihkan ke opsi berikut, dan seterusnya.
Dengan mengatur Ubuntu sebagai proritas sistem operasi di urutan pertama bertujuan agar firmware segera menemukan bootloader Linux, yakni Grand Unified Booloader (GRUB), sebelum boot-up. Akan tetapi jika tidak ada opsi Ubuntu dalam Boot Priority Order, maka:
- Cobalah jadikan disk di mana bootloader Linux berada sebagai gantinya di ututan pertama.
- Jika tidak tersedia opsi disk sebagaimana di atas, besar kemungkina terjadi masalah pada konektivitas disk tersebut dengan komputer (misal, kerusakan slot pemasangan).
Jika sudah, beralih ke tab Exit lalu pilih Exit Saving Changes (atau tekan F10) dan "Yes" untuk menyimpan perubahan kofigurasi UEFI. Setelahnya kamputer akan reboot secara otomatis.
Sebagiaman komputer dual-boot dengan Linux pada umumnya, setelah komputer dimuat ulang seharusnya menu GRUB akan muncul untuk menyajikan opsi sistem operasi yang akan dimuat.